Deka
dan Beni berjalan melintasi kamar Lala, Deka tidak melihat Lala disana. Ia
tampak cemas dimana istrinya saat ini. Tidak berapa lama Lala datang dengan
seorang suster, Deka dan Lala saling bertatapan. Deka sangat dalam menatap mata
Lala, namun Lala hanya biasa saja. Karena memang Lala benar-benar tidak
mengenal seorang pria yang saat ini berdiri didepannya. Lala menundukkan kepalanya
sebagai bentuk salam pada dokter muda didepannya.
“selamat
siang, dokter…” sapa Lala dengan senyum.
Deka
tidak bisa menahan dirinya, ia ingin memeluk Lala dengan sangat erat. Beni
menahan lengan Deka dan menggelengkan kepalanya, dan menarik Deka untuk
meninggalkan tempat tersebut. Deka melepaskan tangan Beni dan berjalan menuju
ruangan dokter Rio.
“sampai
kapan kita harus berakting seperti ini?” Deka masuk ruangan Rio tanpa permisi
dan langsung menyerang Rio dengan ucapannya.
Rio
saat itu sedang berbicara dengan dokter Irma. Mereka juga saat ini sedang
membicarakan tentang keadaan Lala. dokter Irma sebagai dokter yang menangani
masalah Lala mulai turut melibatkan diri pada kesalahpahaman Deka terhadap Rio.
“dokter
Deka, saya tahu ini memang sulit untuk dijalani. Tapi kita harus terus menggali
memory istri anda untuk mendapatkan ingatannya kembali. Kita tidak bisa
memaksakan istri anda untuk mengingatnya, karena hal itu akan semakin
memperparah kondisinya.”
“tapi
kenapa saya tidak boleh berkomunikasi dengannya? Sampai kapan?” Deka mulai mengiba.
“kita
juga tidak tahu, sejauh ini saya mengidentifikasi bahwa istri anda hanya
memiliki memory terakhir saat ia berusia dua belas tahun. Ia masih belum
mengingat apapun yang terjadi setelah itu. Kita hanya melihat perkembangan dan
menganalisanya untuk saat ini. Yang dia butuhkan sekarang adalah kedua orang
tuanya, kakak, dan sahabat kecilnya bernama Rio. Sejak ia sadar dari koma, yang
ia sebut hanya nama-nama orang tersebut.” Dokter Irma menjelaskan dengan sabar.
Rio berusaha
meyakinkan Deka, meski ia menyadari bahwa sebenarnya ia sedikit emosi pada
Deka.
“kasus
seperti ini memang hanya beberapa kali terjadi dan hanya sedikit dari mereka
yang mengalami amnesia dapat mengingat kembali memorinya dengan cepat. Saya
harap anda bisa mendukung usaha kami, megingat anda juga sebagai seorang dokter
yang tahu bagaimana hukum etik berjalan.”
Dokter
Irma menghela napas untuk menjadi penengah bagi Rio dan Deka, ia memahami
posisi Deka sebagai suami, dan Rio sebagai seseorang yang saat ini mengharapkan
lebih dari Lala.
bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar anda disini...