Deka
tiba-tiba meraih pundak Alfa, lalu Alfa menangis di pelukan Deka. Dengan lembut
Deka mengelus punggung pria kecil yang sedang menangis menyaksikan ibunya yang
bahkan tidak mengenali dirinya sebagai putra ibunya.
“Alfa kangen
sama mama ya?”
“mama pasti
lupa sama Alfa juga, pa…”
“mama lupa
karena dia sedang sakit sekarang, yang penting Alfa gak lupa kan sama mama?”
Alfa
mengangguk dan Deka merangkulnya. Deka membawa putranya masuk dan
menenangkannya.
Alfa terlelap
di pelukan Deka. Deka mengelus rambut putranya dengan kembali mengingat
saat-saat Lala yang terbiasa melakukannya pada Alfa sebelum tidur. Deka juga persis mengingat saat Alfa harus
menangis di tengah malam saat demam, Lala bahkan hamir setiap hari terjaga
untuk putranya.
Tetapi yang
ia lihat kini justru begitu berbeda, Lala yang ia kenal sebagai istri sekaligus
ibu dari Alfa, kini telah menjadi orang lain bagi Alfa dan Deka.
Deka tidak
bisa berbuat banyak demi kesembuhan Lala ia harus merelakan wanita tersebut
berada dalam pelukan Rio, seseorang yang selalu ada dalam kenangan Lala.
Deka masih
terduduk di sofa tepat di depan kamar Lala, ia tetap terjaga dengan terus
memandang wajah Alfa yang begitu mirip dengan dirinya. Saat itulah ingatan Deka
mengantarkan pada masa saat ia SMA, dimana janji dan tanggung jawab yang pernah
ia buat untuk Lala justru ia hianati ketika ia mengenal seorang gadis bernama
Gina.
Flashback,
Setelah kejadian malam hujan di
sekolah, akhirnya beberapa minggu kemudian Lala menghadapi kenyataan bahwa ia
positif hamil. Deka dan Lala yang saat itu sama-sama berusia 14 tahun tidak
siap menghadapi kenyataan tersebut. Bahkan kedua orang tua Lala mengusir Lala
dari rumah saat hujan petir. Lala yang putus asa karena merasa sendirian
berlari di tengah hujan menuju rumah Deka.
Namun kenyataannya Deka masih takut
pada ibunya yang belum sembuh dari rasa sakit karena ditinggal ayahnya. Deka
tidak dapat berbuat banyak selain diam didalam rumahnya dan mengabaikan Lala
ketika ia mendengar teriakan Lala memanggil namanya dari luar rumahnya. Di
balik tirai kamarnya, Deka mengawasi Lala, meski sebenarnya ia kasihan pada
Lala, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Lala yang telah lelah berteriak
memanggil nama Deka namun tidak ada respon, akhirnya ia pergi dari rumah Deka.
Lala yang putus asa dan frustasi berjalan menyusuri jalan sepanjang kompleks
perumahan. Ia tidak tah lagi kemana harus pergi. Lala dengan pikiran yang
kosong, pergi kea rah jembatan layang.
Ketika ia akan melompat untk bunuh
diri, seseorang merangkulnya dari belakang. Lala berontak dan bersikeras untuk
melompat jembatan.
"lepaskan!!! Di dunia ini aku udah ada
gunanya!!! Biarkan aku mati!!!” Lala terus memberontak.
Seseorang itu rupanya lebih kuat
darinya hingga ia berhasil merangkul Lala dan membungkam mulut Lala dengan
bibirnya.
“mari kita selesaikan semuanya!
Biarkan kita sama-sama menerima akibatnya… jangan kamu lakukan sendiri, makam
papaku belum kering, jangan pernah kamu biarkan aku kehilangan seseorang lagi…”
Deka mengucapkan lirih dengan air mata
yang bercampur air hujan yang terus mengguyur wajahnya. Lala menangis dan
lututnya tidak mampu untuk berdiri hingga ia tersungkur. Deka merangkulnya dan
membiarkannya menangis di dadanya.
Sekolah akhirnya memutuskan
mengeluarkan mereka berdua. Dan Deka melanjutkan sekolah di SMP lain tanpa Lala
yang usia kandungannya semakin tua. Keberanian Deka untuk bertanggung jawab
terhadap Lala menyentuh hati ibu Deka hingga beliau menyetujui hubungan mereka.
Lala yang tidak berani pulang harus tinggal dirumah Deka dan menjadi teman bagi
ibu Deka.
Kebahagiaan keluarga Deka rupanya tidak lama setelah Lala melahirkan
bayi laki-laki yang diberi nama Alfa.
Kedua orang tua Lala memutuskan untuk
pindah ke California dan akan membwa Lala pergi ke California tanpa bayi yang
baru saja dilahirkannya. Lala harus sekolah disana dan membuka lembaran hidup
baru tanpa Deka dan Alfa. Tentu saja Lala lebih memilih Deka dan hidup dengan
keluarga barunya. Dan sejak saat itu keluarga Lala benar-benar membuang Lala.
Bahkan Lala tidak menyesali pilihannya karena ia yakin bahwa ia akan bahagia
bersama Deka dan keluarga barunya.
Dua tahun berlalu, Deka dan Lala
memasuki masa SMA. Alfa yang saat itu masih membutuhkan kasih saying dari Lala,
mambuat Lala harus tertahan untuk masuk ke sekolah favorit dan memilih SMA yang
dekat dari rumahnya. Sedangkan Deka berhasil masuk ke SMA favorit yang
diinginkan Lala. Bahkan disana ia kembali satu kelas dengan Sinta dan Beni.
Meski berbeda sekolah, pasangan suami
istri muda ini masih menunjukkan kebahagiannya layaknya pasangan remaja pada
umumnya. Mereka berdua berangkat bersama dengan motor, tapi mereka tidak pulang
bersama karena biasanya Lala yang sampai rumah dulu. Deka juga harus menjalani
les tambahan sepulang sekolah.
Pada tahun kedua, Deka menjadi salah
satu murid berprestasi hingga ia masuk ke kelas favorit dan disana ia mengenal
seorang gadis bernama Gina. Teman-teman Deka banyak yang memperlakukan Gina
sebagai anak seorang koruptor sehingga mereka melakukan bully pada Gina. Deka
tidak tahan melihat gadis itu selalu dijadikan bulan-bulanan siswa lain.
Terakhir kalinya Deka melihat Gina sedang
dikerjai di toilet hingga Gina menangis. Deka yang menjadi saksi dan tidak
tahan hingga ia menarik Gina keluar dan membawanya ke atas atap sekolah.
Disanalah kemudian menjadi tempat bagi Gina melimpahkan sakit hatinya.
Deka awalnya hanya menjadi sahabat
curhat bagi Gina, namun kedekatan mereka berakhir dengan perasaan yang lebih
jauh. Untuk kedua kalinya Deka merasakan hal yang sama seperti ia jatuh cinta
pada Lala dulu. Meski mereka berdua berusaha menyembunyikan hubungan mereka
tapi pada akhirnya Sinta dan Beni mengetahui hubungan Deka dan Gina sebagai
sepasang sejoli. Sinta tidak mungkin mengatakannya pada Lala demi kebaikan
rumah tangga sahabatnya itu.
Deka yang sdah memiliki wanita lain
dalam hatinya tidak lagi terlalu member perhatian pada Lala. ia bahkan tidak
segan meninggalkan Lala untuk berangkat dulu ke sekolah demi menjemput Gina.
Lala yang tidak pernah curiga dengan sikap Deka selalu berpikir positif dan
mendukung apapun yang dilakukan oleh suaminya.
Meski Sinta berkali-kali mengingatkan
pada Lala untuk sesekali datang ke sekolahnya tanpa ia mengatakan agar Lala
tahu Deka yang sebenarnya, namun Lala selalu percaya pada Deka dan ia memilih
untuk menjaga status Deka agar tidak diketahui oleh teman-temannya jika ia
sudah menikah. Semua itu ia lakukan agar Deka bisa mencapai cita-citanya, Lala
tidak ingin ia menjadi penyebab kegagalan prestasi bagi masa depan Deka.
Tahun-tahun mulai berganti, Alfa sudah
memasuki usia PAUD. Deka dan Lala akhirnya sama-sama Lulus SMA. Demi menjaga
status Deka, Lala bahkan tidak ikut menghadiri acara wisuda Deka.
Dengan tawa
dan ekspresi kebahagiaan Deka berfoto bersama teman-temannya termasuk dengan
Gina. Tidak ada satupun foto perpisahannya dengan Lala. dan kebetulan acar
perpisahan Deka dan Lala dalam hari yang sama. Lala yang duduk di kursi wisuda
hanya ditemani oleh adik Deka, Hadis yang saat itu sudah kelas SMA kelas 1.
Kembali pada
pikiran Deka,
Deka masih
terjaga dengan ingatannya tanpa terasa sebuah butiran air mata Deka menetes
tepat jatuh di pipi Alfa yang masih terlelap di pangkuannya. Seseorang membuka
pintu kamar Lala dari dalam. Rio keluar dari kamar Lala.
Deka hanya
bisa menggenggam tangannya sendiri utuk menahan kekesalannya.
“dia sudah
tidur… lebih kamu pulang, kasihan Alfa dia lelah…” Rio sambil memandang Alfa.
“tidak
apa-apa kami disini, bagaimanapun juga kami ingin Lala selalu melihat kami ada
disampingnya.”
“Sinta sudah
menghubungi kakak Lala, Nita. Kemungkinan mereka besok akan berangkat ke
Jakarta. Maaf,
aku sebelumnya tidak memberi tahu. Karena menurutku, itu adalah
cukup dengan persetujuan Lala.” Rio mengatakan dengan tenang.
Deka yang
sebelumnya menatap mata Rio dengan tajam, perlahan melemahkan tatapan matanya.
Sepertinya ia sudah mengerti maksud ucapan Rio yang secara tidak langsung
menyiratkan bahwa Deka sudah tidak ada artinya bagi Lala, sudah tidak ada lagi
tempat untuk Deka. Lala bahkan tidak memandang Deka sebagai siapapun.
bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar
tinggalkan komentar anda disini...